Penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek membentuk dan menguji hipotesis. Di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.
Dalam kegiatan pembelajarannya siswa
diarahkan untuk menemukan sesuatu, merumuskan suatu hipotesa, atau menarik
suatu kesimpulan sendiri. Kadang-kadang model penemuan ini memerlukan
waktu lebih lama untuk seluruh kelas atau kelompok kecil siswa dalam menemukan
suatu obyek matematika dari pada menyajikan obyek tersebut kepada mereka.
Metode Penemuan Murni ini kurang tepat
karena pada umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk
dapat menemukan sesuatu. Hal
ini terkait erat dengan karakteristik pelajaran matematika yang lebih merupakan deductivereasoning dalam perumusannya. Di samping itu, penemuan tanpa bimbingan
dapat memakan waktu berhari-hari dalam pelaksanaannya atau bahkan siswa tidak
berbuat apa-apa karena tidak tahu, begitu pula jalannya penemuan. Jelas bahwa
model penemuan ini kurang tepat untuk siswa sekolah dasar maupun lanjutan
apabila tidak dengan bimbingan guru, karena materi matematika yang ada dalam
kurikulum tidak banyak yang dapat dipelajari karena kekurangan waktu bahkan
siswa cenderung tergesa-gesa menarik kesimpulan dan tidak semua siswa dapat
menemukan sendiri. Mengingat hal tersebut timbul metode pembelajaran dengan
penemuan yang dipandu oleh guru Metode penemuan yang dipandu oleh guru ini
pertama dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dan seorang
anak, maka sering disebut juga dengan metode Socratic (Cooney, Davis:1975,
136).
Metode ini melibatkan suatu
dialog/interaksi antara siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang
diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu
buku yang pertama menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang
aritmetika oleh Warren Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual
Arithmetic upon the InductiveMethod of Instruction, diterbitkan pada tahun
1821, yang isinya menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam
mengembangkan konsep dan prinsip matematika. Ini menirukan metode Socratic di
mana Socrates dengan pertolongan pertanyaan yang ia tanyakan dimungkinkan siswa
untuk menjawab pertanyaan tersebut.Pembelajaran penemuan terbimbing merupakan
salah satu bagian dari pembelajaran penemuan yang banyak melibatkan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Dilihat dari segi kadar aktivitas interaksi antara
guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa, maka penemuan terbimbing
merupakan kombinasi antara pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak
langsung.
Pembelajaran dengan penemuan, siswa
didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran
penemuan siswa juga belajar pemecahan masalah secara mandiri dan
keterampilan-keterampilan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan
memanipulasi ainformasi (Slavin, 1997: 132)
0 Komentar